Bila kesesatan terlihat lebih bernilai berbanding petunjuk

 



Pernah tak, hati terlalu menginginkan sesuatu lalu sanggup menggadaikan apa yang dimiliki? Lalu berlakulah transaksi mendapatkan yang diinginkan dengan bayaran sesuatu yang dirasakan lebih rendah nilainya sehingga sanggup digadai. 

Inilah yang berlaku terhadap golongan munafik. 

Mereka asalnya telah beriman, menjadi muslim. Tetapi tidak berusaha memahami petunjuk, lalu hati lebih mencintai kesesatan. Disebabkan keinginan terhadap kesesatan itu jauh lebih besar berbanding petunjuk, akhirnya mereka memilih menggadaikan petunjuk untuk mendapatkan kesesatan. 

أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ ٱشۡتَرَوُاْ ٱلضَّلَٰلَةَ بِٱلۡهُدَىٰ فَمَا رَبِحَت تِّجَٰرَتُهُمۡ وَمَا كَانُواْ مُهۡتَدِينَ١٦

«Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan meninggalkan petunjuk; maka tiadalah beruntung perniagaan mereka dan tidak pula mereka beroleh petunjuk hidayah(16)» [Al-Baqarah: 16]

Kalimah أُوْلَٰٓئِكَ  adalah kata tunjuk yang menggambarkan jauh "itulah". Ini menggambarkan golongan munafik jauh daripada Allah. 

Dalam ayat ini, Allah menggambarkan sikap manusia yang sanggup membeli kesesatan dengan menggadaikan petunjuk. Apakah ada untungnya perniagaan sedemikian? 

Inilah contoh perniagaan yang rugi. 

Sudah memiliki sesuatu yang tinggi nilainya (petunjuk) tetapi tidak menghargainya bahkan sanggup melepaskannya demi mendapatkan kesesatan. 

Apakah yang menyebabkan golongan sesat ini berperangai sebegini? 

Allah membongkar bahawa punca sikap ini adalah enggan meletakkan usaha dan kesungguhan dalam memahami petunjuk ( وَمَا كَانُواْ مُهۡتَدِينَ ) 

Kalimah مُهۡتَدِينَ menggambarkan usaha mendapatkan petunjuk. Bukan duduk menanti Allah memasukkan kefahaman wahyu ke dalam hati semata-mata. Orang-orang munafik tidak meletakkan usaha memahami petunjuk mengakibatkan hati mereka sakit dan lebih menghargai kesesatan. Akibatnya, petunjuk wahyu begitu senang diabaikan dan dilepaskan demi mendapatkan kesesatan. 

Refleksi diri.

Sudahkah saya bersungguh-sungguh mendapatkan petunjuk dengan memahami Al-Quran agar tidak tergolong kalangan orang munafik yang mencintai kesesatan? 


Ulasan